WahanaNews-Sumut I Anak laki-laki korban pencabulan oleh 10 pria bertopeng di Medan Amplas, PA (10) bersama Ibunya didampingi kuasa hukumnya mendatangi Minauli Consulting di Jalan Mayjen DI Panjaitan Kecamatan Medan Petisah, Sabtu (4/9/2021).
Kedatangannya ke Minauli Consulting untuk memeriksa kondisi psikologi korban pasca kejadian pencabulan yang dilakukan 10 pria bertopeng kepadanya.
Baca Juga:
Bayu Atmaja, S.H., M.H. Aprisiasi Majelis Hakim PN SeiĀ Rampah Memvonis Terdakwa 10 Tahun Penjara Pelaku Pencabulan
Direktur Minauli Consuling, Dra Irma minauli MSi Psikolog mengatakan korban masih mengalami trauma karena ditandai dengan rasa jijik terhadap diri sendiri atau mual atau muntah.
"Karena pada anak yang menjadi korban kekerasan seksual, itu biasa ditandai dengan beberapa hal ciri-ciri dari post traumatic stress disorder yaitu gangguan pasca trauma," ujarnya.
Irma mengatakan korban masih mengalami gangguan makan. "Masih terlihat karena dia merasa jijik merasa bauk, dan sempat mengalami mimpi buruk tapi tidak terlalu lama, tapi tetap perlu ada pendalaman lagi, mungkin dalam pemeriksaan selanjutnya," sebutnya.
Baca Juga:
Tersangka Guru SD Cabul di Jaksel Jadi Buronan Polisi
Irma menjelaskan anak bisa lepas dari trauma bisa mencapai 6 bulan, namun itu harus ditangani dengan baik dan kalau tidak ditangani dengan baik maka bisa berkelanjutan, menjadi depresi, atau gangguan kecemasan yang bisa berbentuk phobia.
"Biasanya phobianya bisa berkaitan dengan benda benda tertentu, yang ada kaitannya dengan kejadian, misalnya saat ini dia takut dengan mobil bak terbuka. Jadi dia tidak berani kalau liat mobil bak terbuka, tapi mobil lain dia tidak masalah dan ketakutan terhadap pisau karena mengingatkannya pada ancaman saat kejadian," terangnya.
Irma juga mengkhawatirkan korban bisa menjadi pelaku seksual kalau tidak ditangani dengan baik, maka ini akan menjadi satu pola yang berulang, karena kebanyakan para pelaku adalah pernah menjadi korban kekerasan seksual.
"Kedepan si anak perlu penanganan psikologis supaya dia bisa bangkit kembali, makanya dukungan sosial dari keluarga terutama peran orang tua sangat mendukung," ungkapnya.
Ia mengatakan faktor lingkungan juga sangat berpengaruh karena kalau lingkungan memberikan penilaian yang buruk terhadap korban, itu dapat merusak kepercayaan dirinya sehingga secara sosial merasa terganggu.
Dia mulai menarik diri secara sosial, dia takut berkawan bergaul dengan yang lain, jadi saya mau lihat apakah konsentrasinya terganggu, kecerdasannya terganggu, ini masih dalam proses pemeriksaan," tandasnya. (tum)