WahanaNews-Sumut | Alih-alih kembali ke harga normal, harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit di pabrik minyak kelapa sawit di Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng), kembali anjlok. Walau sempat mencapai Rp 1.950 per kg, harga TBS kembali menukik turun ke angka Rp 940 per kg.
Penurunan harga yang mencapai hingga 52 persen ini terbilang sangat mengkhawatirkan. Selasa, 28 Juni 2022, beberapa pabrik kelapa sawit menetapkan harga papan Rp 900 hingga Rp 940 per kilogram. Harga terkoneksi saat ini, sejatinya tidak sesuai jika berdasarkan harga CPO Internasional (US$1.450/ton),
Baca Juga:
Lengkap Penderitaan ! Jalan Rusak Sampah Menumpuk Tepat dibelakang Telkom Kota Perdagangan
Beberapa petani sawit mengatakan, anjloknya harga sawit membuat perekonomian mereka menjadi terganggu. Penurunan harga sawit yang cukup signifikan ini membuat petani meradang.
"Ngak tau lagi bang. Kita memilih untuk tidak panen. Kalau dipanen tidak mencukupi biaya panen," ujar Perli Mendrofa (40), salah seorang petani sawit di Kecamatan Sibabangun, Tapteng, Selasa (28/6/2022).
Perli menilai, penurunan harga TBS dikarenakan penetapkan harga beli sepihak yang diterapkan pabrik kelapa sawit. Hal ini dimungkinkan tidak adanya pengawasan melekat yang dilakukan pihak Dinas Perkebunan Provsu terhadap pabrik kelapa sawit yang ada di Kabupaten Tapanuli Tengah.
Baca Juga:
Jalur Parapat-Siantar longsor sat lantas simalungun lakukan pengamanan
"Jika merujuk hasil dari tim penetapan harga tandan buah segar (TBS) sawit Provinsi Sumatera Utara, untuk periode 22-28 Juni 2022, seharusnya harga sawit Rp 2.309 per kilogram. Kita berharap Pemerintah secepatnya menangani kondisi yang terjadi," pungkasnya.
Pantauan awak media, enggannya petani sawit melakukan pemanenan akibat turunnya harga, berimbas terhadap pasokan TBS ke sejumlah pabrik. Tidak lagi terlihat antrian panjang truk-truk bermuatan sawit dan aktivitas sibuk di sekitar pabrik kelapa sawit. [rum]