Ia mengingatkan bahwa kawasan industri tidak bisa dibangun hanya dengan semangat investasi semata, tetapi juga harus mempertimbangkan integrasi dengan pelabuhan, akses logistik multimoda, dan konektivitas antarwilayah.
"Kuala Tanjung harus dijaga agar tidak tumbuh sebagai zona industri yang eksklusif dan terputus dari wilayah sekitar. Sinergi antara kawasan industri, pelabuhan, dan pusat logistik regional akan menciptakan aglomerasi ekonomi yang berdaya saing global," jelasnya.
Baca Juga:
Investasi Rp 6.744 Triliun Diserap, Kemenperin Siapkan Akreditasi Kawasan Industri Mulai 2026
Selain itu, Tohom menyoroti pentingnya mengedepankan pendekatan yang ramah lingkungan dalam pengembangan kawasan.
"Estetika dan keamanan kawasan seperti yang disampaikan PT PPK itu penting, tapi jangan lupa bahwa keberlanjutan dan green infrastructure juga harus menjadi bagian dari strategi jangka panjang," tegasnya.
Selanjutnya, MARTABAT Prabowo-Gibran mendorong pemerintah pusat dan daerah untuk memberikan dukungan maksimal agar kawasan industri ini segera memperoleh legalitas penuh dan dapat menarik minat investasi nasional maupun internasional.
Baca Juga:
MARTABAT Prabowo-Gibran: Industrialisasi Karawang–Cianjur Kunci Transformasi Ekonomi Kota Global Aglomerasi Jabodetabekjur
“Jangan sampai pembangunan infrastruktur ini berhenti di tengah jalan karena kendala birokrasi. Sinergi antar-lembaga harus dipastikan berjalan efektif,” pungkas Tohom.
Sebagai informasi, PT Prima Pengembangan Kawasan (PT PPK) saat ini sedang menyelesaikan pembangunan gerbang utama dan jalan akses masuk sebagai bagian dari infrastruktur dasar Kawasan Industri Kuala Tanjung.
Pembangunan ini merupakan langkah penting dalam pemenuhan syarat administratif guna memperoleh Izin Usaha Kawasan Industri (IUKI) dari pemerintah, sekaligus menjadi titik awal bagi operasional industri di wilayah tersebut.