Pada kesempatan itu, Ketua YPDT Maruap Siahaan, mengatakan PT TPL pernah ditutup tahun 1999.
Saat itu, masyarakat Danau Toba melalui YPDT yang dipimpin Prof. Midian Sirait
menyampaikan keluhan rakyat akan PT Inti Indorayon Utama (PT IIU, sekarang PT
TPL) kepada presiden Habibie.
Baca Juga:
Bupati Pakpak Bharat Terima Bantuan Taman Dancing Fountain dari PT. TPL
"Sudah pernah ditutup. Lalu dibuka Kembali. Kehadirannya,
sejak 35 tahun lalu, sama saja, terlihat tidak ada perubahan. Tetap saja ada
konflik. Tetap ada pencemaran lingkungan hidup, dan perampasan hak tanah
masyarakat oleh negara," kata Maruap.
Ia mengaku heran, sebab banyak pihak menyebut TPL memberi
kontribusi besar untuk masyarakat.
Baca Juga:
PT TPL Sektor Habinsaran Berikan 30.000 Bibit Kopi dan Adakan Pelatihan
"Padahal buktinya TPL tidak memberi PDRB (Produk Domestik
Regional Bruto) yang membaik, konflik berkepanjangan, dan merusak lingkungan
hidup. Karena kontribusi kepada negara dan masyarakat sangat kecil. Hutang
pajak triliunan, sementara dampak terhadap lingkungan hidup, dan konflik sosial-ekonomi
tinggi, jadi kami berharap PT TPL ditutup," kata Maruap
Tanah Adat Bukan Tanah Negara