WahanaNews.co |
Penghuni Rusunami Menara Latumenten menolak tegas penerapan akses keluar masuk
penghuni melalui scan wajah atau Face ID kepada Perhimpunan Pemilik, Penghuni
Satuan Rumah Susun (P3SRS).
Penolakan ini berawal ketika P3SRS merubah atau
merenovasi loby rusunami termasuk akses keluar masuk penghuni dari akses kartu menjadi
scan wajah tanpa ada sosialisasi sebelumnya ke para penghuni.
Baca Juga:
Kamar Wanita Cantik Penghuni Kos Viral, Usai Dibongkar Isinya Tumpukan Sampah
"Kami menolak tegas penerapan akses scan wajah atau
face ID ini. Hasil scan wajah ini nanti disimpan dalam satu server dan kami
sendiri tidak tahu dimana disimpan," kata Ronal Sihotang salah seorang penghuni
kepada WahanaNews.co, Jumat (30/4/2021).
Penerapan akses scan wajah ini juga, kata Ronal didampingi
penghuni lainnya, dilakukan pengelola dan P3SRS secara sepihak.
Pasalnya, sebelum direnovasi, pihak pengelola maupun
P3SRS sama sekali tidak pernah mensosialisasikan bakal merubah akses kartu menjadi
Face ID kepada penghuni.
Baca Juga:
Komnas HAM: Kapus yang Urus Penghuni Kerangkeng Kerabat Bupati Langkat
"Sebelum direnovasi, pihak pengelola maupun P3SRS sama
sekali tidak pernah mensosialisasikan kartu akses bakal diganti menjadi Face ID.
Setelah jadi, tiba-tiba pihak pengelola mengumumkan agar penghuni menganti
kartu aksesnya dengan Face ID di kantor pengelola," kata Ronal.
Ronal bersama penghuni lainnya juga menolak tegas karena
tempat tinggal mereka yang terletak di Jalan Raya Latumenten, Kelurahan
Jelambar Baru, Kecamatan Grogol Petamburan, Jakarta Barat itu adalah rusunami
bukan apartemen.
"Apartemen saja tidak menggunakan akses keluar masuk
melalui scan wajah. Ini kan rusunami. Kami cukup menggunakan akses kartu aja,"
kata Ronal dengan tegas. (Tio)