5. Menurut Buddha.
Agama: Kata "Agama" lebih dikenal dengan sebutan Sasana atau Dhamma, yang secara harfiah, berarti kebenaran atau kesunyataan. Agama Buddha sering disebut Buddhadahamma/Buddasasana, ajaran yang menghantarkan seseorang yang melaksanakannya agar dapat hidup bahagia di dunia, mati masuk surga dan usahanya berhasil, orang tersebut akan mencapai tujuan akhir umat Buddha yaitu Nibbana. Dengan kata lain Buddha dhamma sebagai pedoman untuk membebaskan diri dari penderitaan, sehingga mencapai kebahagiaan dalam kehidupan sekarang maupun kehidupan yang akan datang.
Baca Juga:
Lengkap Penderitaan ! Jalan Rusak Sampah Menumpuk Tepat dibelakang Telkom Kota Perdagangan
Agama Buddha bukanlah sebuah agama dalam pengertian kata yang dimengerti secara umum, karena bukan "Suatu sistem kepercayaan dan pemujaan yang disebabkan karena adanya kekuatan makhluk yang paling tinggi".
Agama Buddha tidak menuntut kepercayaan yang membuta dari para pengikutnya. Kepercayaan membuta harus disingkirkan dan diganti dengan "kepercayaan" yang berdasarkan kesunyataan (kebenaran). Buddha sering mengatakan "Ehipassiko" datang dan melihat kebenaran. Sang Buddha menasehatkan para pencari kebenaran untuk tidak menerima begitu saja segala sesuatu karena kekuasaan orang lain tetapi menggunakan alasan mereka sendiri dan memutuskan bagi diri mereka sendiri apakah sesuatu itu benar atau salah. Hal ini disampaikan Sang Buddha kepada suku Kalama, dengan bersabda "Janganlah percaya begitu saja kepada berita yang disampaikan kepadamu, atau karena sesuatu sudah merupakan tradisi atau sesuatu yang didesas-desuskan. Janganlah percaya begitu saja kepada sesuatu yang katanya sudah (ramalkan) dalam kitab suci, sesuai dengan logika atau kesimpulan belaka, direnungkan dengan seksama, cocok dengan pandangan mu, atau karena kamu ingin menghormati seseorang pertapa yang menjadi gurumu. Tetapi warga suku Kalama, kalau setelah kamu selidiki sendiri kamu mengetahui bahwa hal ini tidak berguna, hal ini tercela, hal ini tidak dibenarkan oleh para bijaksana, hal ini kalau terus dilakukan akan mengakibatkan kerugian dan penderitaan, maka sudah selayaknya kamu menolak hal tersebut diatas" (Anguttara Nikaya: Kalama Sutta). (aku).
6. Menurut Khonghucu.
Baca Juga:
Jalur Parapat-Siantar longsor sat lantas simalungun lakukan pengamanan
Agama: Dalam Agama Khonghucu, konsep agama tersurat di bab utama kitab suci 'Tengah Sempurna (Zhong Yong)': "Firman Tuhan itulah dinamai Watak Sejati; menjalani hidup selaras dengan/mengikuti watak sejati dinamai menempuh Jalan Suci dan binbingan menempuh jalan suci itulah dinamai Agama". Agama Khonghucu disebut juga sebagai Ru-Jiao, telah diperkenalkan pada tahun 2953 SM oleh Nabi Purba Fuxi (menerima wahyu He-Du) dalam bahasa sederhana yang mengajarkan tentang keseimbangan/keharmonisan hidup yang dilambangkan dengan symbol Yin-Yang dengan penyempurnaan belasan Nabi setelah itu hingga sampai pada jaman Nabi Khongcu (551 SM-479 SM) membukukan Wu-Jing (kitab suci yang lima); dan oleh murid-murid Nabi Kgongcu kemudian membukukan kitab suci Shi-Su (kitab suci yang empat); demikian inilah dikenal sebagai Agama Khonghucu. (dja).
Dari berbagai uraian di atas nampak dengan jelas, terang-benderang semua Agama di dunia mengajarkan kebenaran, memberi pentunjuk dan arahan kepada manusia menata hubungan yang baik dan benar antara manusia dengan manusia, hubungan manusia dengan lingkungan, hubungan manusia dengan Tuhan sehingga tercipta keseimbangan/keharmonisan satu sama lain.
Tujuan hakiki kehadiran agama dan kepercayaan menghadirkan damai, sejahtera, cinta kasih sayang dan kebahagiaan tidak boleh ternoda, tercela tafsir-tafsir "arogansi intelektual" ataupun pertarungan politik kekuasaan yang sangat berbanding terbalik dengan makna hakiki agama; tidak kacau.