Lantas mengapa PLN tidak menggunakan kabel A3CS pada JTM di seluruh Sumut? Menurut Yasmir, penggunaan kabel jenis itu membutuhkan investasi yang besar. Selain harganya lebih mahal, PLN juga harus mengganti komponen penyulang.
Penyulang merupakan bagian dari pendistribusian tenaga listrik dari Gardu Induk untuk sampai menuju konsumen. Karenanya PLN saat ini hanya menggunakan kabel jenis A3CS pada JTM di daerah-daerah rawan gangguan.
Baca Juga:
ALPERKLINAS Dukung Rencana PLN Ubah Tiang Listrik Jadi SPKLU, Utamakan Keselamatan Masyarakat
Dia mengklaim selama ini PLN melakukan pergantian kabel JTM dari berjenis A3C ke A3CS secara bertahap karena keterbatasan amggaran. Itu pun hanya dilakukan pada JTM di daerah-daerah rawan.
Lalu mengapa beberapa daerah di Kabupaten Karo dan Langkat yang sering mengalami gangguan tidak ditandai sebagai daerah rawan? Yasmir tidak menjawab dengan jelas.
Dia hanya mengatakan seharusnya daerah-daerah yang sering mengalami gangguan tersebut diusulkan unit PLN setempat untuk dilakukan pergantian kabel JTM ke jenis A3CS. Dan biasanya hal itu diusulkan oleh unit-unit PLN di daerah terkait.
Baca Juga:
ALPERKLINAS: Musim Hujan, Masyarakat Diminta Hindari Berteduh Dekat Instalasi Listrik
Namun dia menilai pergantian kabel JTM ke jenis A3CS juga tidak menjamin tidak terjadi trip berulang. Hal itu karena gangguan pada arus induksi juga akan tetap dirasakan penampang berisolasi.
"Langkah efektif adalah melaksanakan perampalan pohon dan sosialisasi ke masyarakat agar jangan menanam pohon mendekati jaringan listrik," pungkasnya.
Sebelumnya, warga di beberapa daerah di Kabupaten Karo dan Kabupaten Langkat mengeluhkan kondis listrik di daerahnya yang hampir setiap hari mengalami padam beberapa kali. Kondisi ini sudah berlangsung selama bertahun-tahun, terutama di Kecamatan Tigabinanga dan Kecamatan Tiganderket (Karo), serta Kecamatan Bahorok (Langkat).[afs]