Kawasan Danau Toba tidak bisa dipandang hanya sebagai destinasi wisata, melainkan juga sebagai pusat ekologi dan penyangga kehidupan jutaan orang. “Jika Toba rusak, maka seluruh aglomerasi Sumatera Utara akan terdampak, mulai dari pasokan air bersih hingga stabilitas ekonomi regional,” jelasnya.
Lebih jauh, Tohom mendesak agar tujuh kepala daerah di kawasan Danau Toba segera membentuk satgas khusus penanggulangan pembalakan liar, dengan melibatkan masyarakat adat dan aparat penegak hukum.
Baca Juga:
Info Keberangkatan Kapal Tradisional Dari Kabupaten Samosir
Ia mengungkapkan bahwa kolaborasi lintas sektor adalah kunci untuk menghentikan praktik ilegal yang telah berlangsung bertahun-tahun.
“Tanpa keberanian pemda untuk menindak tegas pelaku perambahan, jangan harap ada masa depan berkelanjutan untuk Danau Toba,” katanya.
Tohom juga mengingatkan, empat rekomendasi perbaikan dari UNESCO, mulai dari peningkatan edukasi berbasis riset hingga revitalisasi badan pengelola Geopark, tidak akan ada artinya jika kerusakan hutan terus dibiarkan.
Baca Juga:
Jadwal Penyeberangan Kapal Ferry Ke Kabupaten Samosir
“Green card bukan sekadar hadiah, melainkan amanah. Kalau kita abai, maka jangan salahkan dunia jika status itu dicabut kembali,” pungkasnya.
Dengan suara lantang, ia menutup pesannya: “Stop pembalakan liar sekarang juga. Selamatkan Toba bukan hanya untuk pariwisata, tetapi untuk generasi Indonesia yang akan datang.”
[Redaktur: Mega Puspita]