Pikir matang mendalam dan mendetail barulah bertindak, bukan
bertindak duluan baru pikirkan kemudian apa resiko atau dampak tindakan itu.
Baca Juga:
Banjir Landa Kota Binjai, Sejumlah TPS Ditunda Untuk Melakukan Pemungutan Suara
Ada peribahasa klasik mengatakan, "Pikir dahulu
pendapatan sesal kemudian tak berguna" yang memiliki korelasi makna
kearifan budaya Batak Toba "Ni Langha tu Jolo Tinailihon tu Pudi"
karena tindakan apapun yang dilakukan pasti akan berdampak, baik positif maupun
negatif atau buruk.
Baca Juga:
Aktivis Alumni Mahasiswa Jakarta Raya Dukung Al Haris - Sani di Pilgub Jambi 2024
Kehati-hatian, kecermatan, akurasi, dan kewaspadaan dalam
merumuskan kebijakan publik (KP) dengan "Manat Unang Tartuktuk Jamot Unang
Tarrobung" akan menjamin kualitas kebijakan publik untuk memberi solusi
dan pemecahan masalah relatif lebih tepat dan akurat serta berhasil.
Sebaliknya, kebijakan publik (KP) yang dilahirkan
grusa-grusu, serampangan, tak cermat, asal-asalan dengan dalil menggampangkan
masalah tanpa kajian, analisis mendalam dan mendetail akan berpotensi
menimbulkan masalah lebih rumit, sulit, dan kompleks.