Sumut.WAHANANEWS.CO - Dukungan penuh disampaikan MARTABAT Prabowo-Gibran terhadap langkah Anggota DPR RI Hinca Panjaitan, yang mendorong percepatan pembangunan infrastruktur di kawasan strategis yang mereka sebut sebagai "Kawasan Kardaiba"—wilayah yang mencakup Kabupaten Karo, Dairi, dan Pakpak Bharat di Sumatera Utara.
Ketua Umum DPP MARTABAT Prabowo-Gibran, KRT Tohom Purba, menegaskan bahwa pelebaran dan perbaikan jalan lintas yang menghubungkan ketiga kabupaten tersebut sudah menjadi kebutuhan mendesak, mengingat kondisi jalan yang kerap rusak dan rawan longsor.
Baca Juga:
MARTABAT Prabowo-Gibran Desak Kepala Daerah di Kawasan Jabodetabekjur Segera Buat Desain Tata Ruang Bersama Aglomerasi
"Sudah saatnya pemerintah pusat memperlakukan kawasan Karo-Dairi-Pakpak Bharat sebagai prioritas pembangunan infrastruktur, bukan hanya karena potensi pariwisatanya, tetapi karena wilayah ini adalah simpul ekonomi agrikultur strategis di barat Sumatera Utara," kata Tohom pada wartawan, Kamis (17/4/2025).
Menurutnya, jika akses jalan diperlebar dan ditangani secara menyeluruh—bukan tambal sulam seperti selama ini—maka konektivitas antarwilayah akan meningkat signifikan, membawa dampak positif pada distribusi hasil pertanian dan wisata Danau Toba.
“Kami mendesak agar proyek ini tidak lagi bergantung pada ketersediaan anggaran tahunan, tetapi diubah menjadi program multi years yang terstruktur dan terukur,” lanjutnya.
Baca Juga:
Kawasan Aglomerasi Jabodetabekjur Menuju Kota Global, MARTABAT Prabowo-Gibran Apresiasi Persiapan Proyek Kereta Semi Cepat Jakarta–Surabaya
Ia juga menyoroti bahwa pembebasan lahan dan lemahnya koordinasi antara pusat dan daerah menjadi batu sandungan yang terus berulang.
Tohom mengapresiasi langkah Hinca Panjaitan yang secara konsisten menyuarakan kebutuhan masyarakat dari kawasan Kardaiba di Senayan.
"Kami melihat keberanian dan ketulusan Bang Hinca dalam memperjuangkan hal ini, dan kami anggap ini sejalan dengan konsep Prabowo-Gibran dalam membangun Indonesia dari pinggiran," ujarnya.
Tohom yang juga Ketua Aglomerasi Watch ini menilai bahwa pembangunan kawasan Kardaiba bisa dikaitkan dengan konsep pembangunan wilayah berbasis aglomerasi.
Ia mencontohkan bagaimana ketiga kabupaten ini sebenarnya saling menopang secara ekonomi dan budaya, namun selama ini terpisah dalam pendekatan kebijakan.
“Kawasan Kardaiba ini adalah contoh ideal dari aglomerasi regional yang terbentuk secara alami. Tapi sayangnya, kebijakan pembangunan kita masih sektoral dan belum terintegrasi,” tegasnya.
Ia menyebut, dengan pendekatan aglomerasi yang tepat, kawasan ini bisa menjadi klaster pertumbuhan baru di Sumatera Utara bagian barat.
Seperti diketahui, ruas jalan dari Merek (Kabupaten Karo) menuju Panji (Kabupaten Dairi) dan seterusnya ke wilayah Pakpak Bharat merupakan jalur vital yang menghubungkan tidak hanya tiga kabupaten di Sumut, tetapi juga akses ke provinsi tetangga seperti Aceh Selatan, Aceh Singkil, dan Subulussalam.
Namun jalan ini kerap ambles, terutama saat musim hujan, karena struktur tanah labil dan beban truk yang melebihi tonase.
Sementara itu, program perbaikan yang dijalankan Kementerian PUPR melalui Ditjen Bina Marga baru mencakup 10 km dari total 30 km jalan rusak, dengan progres pengerjaan hanya mencapai 30%.
Ketua Komisi V DPR RI Fary Djemy Francis pun sempat menyampaikan harapannya agar proyek ini dapat diselesaikan secepat mungkin, karena berdampak langsung terhadap sektor pariwisata dan pertanian.
“Kalau benar pemerintah pusat serius menjadikan Danau Toba sebagai destinasi super prioritas, maka semua akses ke arahnya—termasuk dari Karo, Dairi, dan Pakpak Bharat—harus dipastikan bebas dari hambatan,” tegas Tohom, menutup pernyataannya.
[Redaktur: Mega Puspita]