Menerima tidaklah berarti mentetujui semua perilaku orang
lain atau rela menanggung akibat-akibat perilakunya. Menerima berarti tidak
menilai pribadi orang berdasarkan perilakunya yang tidak kita senangi. Betapa
pun jeleknya perilakunya menurut persepsi kita, kita tetap berkomunikasi dengan
dia sebagai persona, bukan sebagai obyek.
Baca Juga:
Politik Uang Merusak Nilai Estetika Masyarakat Lokal
"Empati adalah faktor kedua menumbuhkan sikap percaya
pada diri orang lain. Empati dianggap sebagai memahami orang lain yang tidak
mempunyai arti emosional bagi kita" (Freud, 1921).
Baca Juga:
Perdata Tunda Pidana atau Pidana Tunda Perdata?
Dalam empati, kita tidak menempatkan diri kita pada posisi
orang lain; kita ikut serta secara emosional dan intelektual dalam pengalaman
orang lain; Berimpati artinya membayangkan diri kita pada kejadian yang menimpa
orang lain. Dengan empati kita berusaha melihat seperti orang lain melihat,
merasakan seperti orang lain merasakannya.
"Kejujuran adalah faktor ketiga menumbuhkan sikap
percaya. Menerima dan empati mungkin saja dipersepsikan salah oleh orang lain.
Sikap menerima kita dapat ditanggapi sebagai sikap tak acuh, dingin dan tidak
bersahabat; empati dapat ditanggapi sebagai pura-pura.