“Rute yang melintasi Pangururan, Sianjur Mulamula, Simanindo, hingga Ronggurnihuta bukan sekadar jalur lomba, tapi panggung promosi alam dan budaya Batak kepada dunia. Kita harus menunjukkan wajah terbaik Danau Toba,” katanya.
Tohom yang juga Ketua Aglomerasi Watch ini mengatakan bahwa sinergi antar daerah dalam kawasan Danau Toba adalah hal yang mutlak.
Baca Juga:
Melalui Pembentukan MPA, INALUM Perkuat Kesiap siagaan Karhutla di Kawasan Danau Toba
Ia menilai TOTK bisa menjadi contoh konkret bagaimana aglomerasi pariwisata harus dikelola secara bersama-sama, bukan jalan sendiri-sendiri.
“Event kelas dunia hanya bisa berhasil bila ada orkestra bersama. Pemerintah pusat sudah memberi perhatian, kini giliran pemerintah daerah memastikan semua berjalan mulus,” tegasnya.
Sebagai penutup, Tohom kembali menekankan bahwa TOTK bukan sekadar ajang olahraga lari, melainkan batu loncatan untuk menempatkan Danau Toba sebagai destinasi unggulan dunia.
Baca Juga:
Info Keberangkatan Kapal Tradisional Dari Kabupaten Samosir
“Kalau kita gagal memanfaatkan momentum ini, maka kita yang rugi. Tetapi bila kita berhasil, nama Danau Toba akan sejajar dengan destinasi wisata kelas dunia lainnya,” pungkasnya.
[Redaktur: Sobar Bahtiar]