Sumut.WAHANANEWS.CO, Medan - Di tengah geliat pembangunan kawasan Metropolitan Medan-Binjai-Deliserdang (Mebidang), desakan terhadap Pemerintah Provinsi Sumatera Utara untuk membangun Perguruan Tinggi Negeri (PTN) berbasis teknologi kembali menguat.
Kali ini, dorongan keras datang dari Organisasi Relawan Nasional MARTABAT Prabowo-Gibran, yang menyuarakan gagasan restoratif: mendirikan Institut Teknologi Medan (ITM) versi baru sebagai PTN untuk menggantikan kampus lama yang telah resmi ditutup oleh pemerintah pusat akibat dualisme yayasan.
Baca Juga:
Christina Ginting Viral di Jerman Usai Sebut Umat Muslim Indonesia Pembunuh
"Medan harus punya PTN teknologi sendiri, bukan hanya sebagai kota besar tetapi sebagai simpul pertumbuhan ekonomi Mebidang dan koridor barat Sumaetra. Kami mendesak Gubernur Sumut segera ambil langkah strategis mendirikan Institut Teknologi Medan yang baru, kali ini dengan status negeri dan pengelolaan yang bersih serta profesional," ungkap Ketua Umum DPP MARTABAT Prabowo-Gibran, KRT Tohom Purba, pada wartawan, Senin (12/5/2025).
Menjawab Kekosongan dan Kekecewaan Mahasiswa
Sebelumnya, pemerintah melalui Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi mencabut izin operasional ITM sejak Oktober 2021 akibat konflik berkepanjangan antara dua yayasan yang saling mengklaim hak pengelolaan kampus.
Baca Juga:
Ancaman dari Laut Arafuru! BMKG Peringatkan Gelombang Tinggi Imbas Siklon 93P
Penutupan ini menimbulkan duka mendalam bagi ribuan mahasiswa yang harus dipindahkan ke kampus lain.
“Fakta bahwa salah satu institut teknologi tertua di luar Jawa ditutup karena konflik yayasan adalah tamparan keras bagi ekosistem pendidikan tinggi kita. Di situlah negara seharusnya hadir kembali dengan wajah baru: membangun ulang ITM sebagai PTN murni, bukan versi tambal-sulam,” kata Tohom.
Menurutnya, hilangnya ITM dari peta pendidikan tinggi di Sumatera Utara bukan hanya kehilangan simbol historis, tetapi juga kekosongan strategis dalam penguatan sumber daya manusia berbasis teknologi dan rekayasa untuk mendukung transformasi kawasan industri dan logistik Mebidang.
Mebidang Butuh SDM Teknokrat
Tohom yang juga Ketua Aglomerasi Watch ini menilai bahwa Sumatera Utara sedang menghadapi “darurat institusi teknokratik”.
“Sekarang semua bicara KEK Sei Mangkei, Pelabuhan Kuala Tanjung, dan Tol Trans Sumatra. Tapi siapa yang akan mengisi semua mesin pembangunan itu? Kita butuh teknokrat muda dari Medan sendiri. Maka pendirian PTN Institut Teknologi Medan, selain merupakan agenda pendidikan, juga urgensi pembangunan,” jelasnya.
Ia menuturkan bahwa ketimpangan antara pembangunan infrastruktur fisik dan infrastruktur akademik bisa mengakibatkan ketergantungan berkelanjutan terhadap tenaga kerja dari luar daerah.
“Kemandirian pendidikan adalah fondasi kemandirian ekonomi. Kalau Medan ingin jadi jantung Sumatra, ITM baru adalah detaknya,” ujarnya tegas.
ITM Baru sebagai PTN Inovatif
Tohom menyarankan agar Pemerintah Provinsi Sumut bersama Kementerian Pendidikan membentuk tim percepatan pendirian Institut Teknologi Medan Negeri (ITMN), dengan pendekatan tata kelola baru berbasis meritokrasi dan sinergi industri.
“Kita butuh lembaga baru yang tak sekadar menghidupkan nama, tapi merevolusi pendekatan. ITM Negeri bisa jadi mitra strategis KEK, BUMN, dan pemerintah daerah untuk melahirkan tenaga ahli yang relevan dengan zaman, mulai dari AI hingga logistik pintar,” papar Tohom.
Ia menambahkan bahwa pembangunan ITMN bisa memanfaatkan lahan kampus lama di Jalan Gedung Arca, Medan, yang kini terbengkalai.
“Aset itu jangan dibiarkan jadi usang. Ubah jadi kampus negeri baru, tempat anak-anak Sumut meniti masa depan sebagai insinyur dan inovator,” katanya.
Desakan untuk Gubernur Sumut
Tohom menyerukan agar Gubernur Sumut, Bobby Nasution, segera menggagas koordinasi lintas kementerian untuk menyiapkan rancangan pendirian PTN ini.
Ia mengingatkan bahwa posisi Sumut sebagai gerbang barat Indonesia akan kehilangan makna jika tidak memiliki pusat pendidikan teknologi unggulan.
“Ini waktunya menunjukkan visi daerah,” pungkasnya.
Dengan semakin padatnya tantangan dan potensi kawasan Mebidang, pendirian PTN baru berbasis teknologi bukan hanya jawaban atas masa lalu ITM yang kelam, tapi juga lompatan menuju masa depan yang mandiri dan bermartabat.
[Redaktur: Sobar Bahtiar]