WahanaNews-Sumut | Ketua Umum (Ketum) Pengurus Besar Perkumpulan Advokat Sumatera Utara (PB PASU) Eka Putra Zakran, SH, MH (Epza) mendesak Kapolda Sumut agar mengusut tuntas dan menangkap Pemilik hiburan malam terbesar di Kota Medan, berinisial AS yang disinyalir tercatat diduga dalam jaringan konsorsium 303 (judi) yang tersebar di masyarakat. Hal itu disampaikan Epza didampingi Chairul Anwar Lubis, SH Sekretaris Jenderal (Sekjen) PB PASU pada Kamis (25/8/2022).
Dikatakan Epza, jika benar pemilik hiburan malam tersebut adalah AS dan terlibat dalam infografis konsorsium 303 sebagaimana yang viral diberbagai media segera ditangkap, karena perbuatan AS dianggap telah meresahkan masyarakat dan juga membahayakan bagi masa depan anak bangsa.
Baca Juga:
Tindaklanjuti Laporan Masyarakat, Polres Asahan Grebek Lokasi Gelper di Graha Kisaran
"Jangan sampai ada pembiaran, apa yang dilakukan AS selama ini jelas merupakan suatu bentuk kejahatan yang terstruktur dan massif. Kejahatan yang bersifat terstruktur dan massif ini berbahaya, selain mengusik ketenangan atau ketertiban masyarakat juga dapat merusak masa depan anak bangsa. Sebab itu, PB PASU meminta agar Kapolda dan jajaran bertindak tegas, serius untuk menangkap AS supaya dapat disidangkan," katanya.
"Negara kita adalah negara hukum, jadi jangan ada istilah kebal hukum terhadap siapa pun juga. Asas aquality before the law, menjadi asas yang berlaku umum dalam konteks penegakan supremasi hukum yang berkeadilan. Artinya, jangan karena AS banyak duit, lalu hukum tidak berjalan alias tebang pilih, jangan," imbuhnya.
Hukum harus berlaku adil untuk semua terang Epza, apalagi pasca kasus kejahatan besar (exra odunery crime) pembunuhan terhadap Brigadir J dengan tersangka FS, intitusi Polri goncang seperti ada gank-gank tertentu di dalamnya.
Baca Juga:
Bupati Labura Hadiri Pemusnahan 15 Kg Sabu di Polres Labuhanbatu
"Kita mengamati institusi Polri sedang diuji, istilah lainnya lagi babak belur, jadi jangan main-main lagi, saatnya polisi bekerja secara profesional dalam upaya penegakan hukum, agar citra Polri kembali baik dimata publik," terangnya.
PB PASU juga mendukung langkah Kapolri Jenderal Lystio Sigit Prabowo untuk bersih-bersih dalam rangka membenahi institisi Polri yang saat ini kata orang jawa, sedang nyungsep alias terjun bebas dengan memerintahkan seluruh jajaran agar serius memerangi segala jenis praktik perjudian, baik yang konvensional maupun judi online.
Pokoknya jelas Epza, ini momentum untuk menaikkan citra Polri, kalau Kapolda juga tidak bekerja serius membasmi judi, maka dapat disimpulkan bahwa intruksi Kapolri tidak diindahkan.
"Apapun alasannya, jika benar AS terlibat dalam jaringan konsorsium 303, walau AS sudah berstatus DPO, harapan kita Kapolda Sumut dapat menangkap AS, jika perlu libatkan interpol untuk menemukan AS dimanapun berada," jelasnya.
"Ngeri-ngeri sedap kita melihat infografis konsorsium 303 yang beredar luas di masyarakat itu, nama AS yang disinyalir terlibat melakukan aktivitas tindak pidana perjudian dibeberapa daerah di Provinsi Sumut ini. Salah satu lokasi yang santer kita dengar berada di Perumahan J City Medan Johor, Hotel HP atau GH di Sibolangit dan Kompleks CBD Polonia Medan. Nah, beberapa titik lokasi ini sebelum keluar instruksi Kapolri tidak pernah tersentuh, ada apa ini," tambahnya.
Disamping mendesak untuk serius menangkap AS, PB PASU mendukung Kapolda Sumut dan jajarannya untuk memerangi semua bentuk praktik judi, baik di Medan maupun luar Medan, pendeknya semua daerah yang ada di Sumut inilah, sehingga Sumut menjadi kondusif dan seirama pula dengan cita-cita Gubsu untuk menjadikan Sumut yang bermartabat.
"Saya menterjemahkan Sumut Bermartabat itu sederhana, intinya adalah Sumut ini harus aman, kondusif dan terkendali, jauh dari tindak kejahatan serta ekonomi stabil. Kalau Sumut kondusif, pasti ekonomi masyarakat stabil, tidak goncang, atau istilah anak Medan tidak goyang kali," beber Epza.
"Terakhir begini ya, kita kritisi kinerja Polri bukan karena kita benci, justru karena kita sayang Polri lah makanya kita kritisi kinerjanya supaya kepercayaan publik kembali pulih," pungkas Epza. [rum]