5. Kompentensi Spiritual.
Apakah sesungguhnya yang diajarkan guru kepada muridnya? Apakah ilmu pengetahuan, kebaikan, kebenaran, nilai-nilai, kerohanian?Mengajarkan ilmu pengetahuan, kebaikan, nilai-nilai dan kerohanian memang menjadi bagian penting dari kinerja seorang guru.
Baca Juga:
Warga Lapor Jalan Jelek Jadi Titik Awal Terbongkarnya Skandal Korupsi Rp231 M di Sumut
Guru mesti senantiasa memperbarui semangat dan akar yang mendasari panggilannya sebagai guru. Setiap guru tertantang untuk kembali mengenali dan menegaskan siapa identitas dirinya berhadapan dengan para muridnya. Lebih dari itu, menjadi guru bukanlah sebuah identitas yang bisa digeneralisasi begitu saja.
Tantangan guru Kristiani menjadi lebih berat karena meskipun memiliki tugas dan amanat mencerdaskan siswa, secara jiwa dan raga,seperti guru lain pada umumnya, guru Kristiani memiliki tantangan yang lebih mendalam berhadapan dengan keyakinan akan tugas dan panggilannya. Maka butuh kerendahan hati dalam melayani dan mendampingi mereka, sebab kita semua ini tidak sempurna. Guru tidak sempurna, orang tua tidak sempurna, dan murid pun tidak sempurna. Guru tidak hebat, orang hebat berasal dari Guru. Memberikan anak didik pelayanan terbaik dan mengubah diri menjadi semakin baik.
Seorang guru tidak hanya mengajarkan pengetahuan, tetapi terlebih ia menyampaikan kebijaksanaan dan keutamaan hidup Pengajaran keutamaan melalui teladan hidup dan perbuatan nyata memiliki daya mengubah beribu kali lipat dibandingkan kata kata pengajaran yang berbuih-buih. Hanya seorang guru yang hatinya terang dan budinya jujur akan mampu melihat kegelapan itu dan berani menegurnya. Ketulusan di dalam keberanian menegur juga memperlihatkan teguhnya prinsip hidup seseorang.
Baca Juga:
Tamparan OTT KPK, Menteri PU Siapkan Evaluasi Total Demi Bongkar Akar Korupsi
Menyampaikan pengajaran kepada para murid yang situasi batinnya sedang tenang, dengan vara penyampaian yang menyentuh hati, tentulah akan lebih meresap dan kemudian tumbuh mekar. Keberanian guru terletak pada kualitas cinta dan identitas rasa hati didalam penyampaian materi. Guru juga harus mempunyai kepekaan, kepekaan seotrang guru sejati dalam mengenali gerak-gerak roh muridnya, dan Memasukkan pribadi para murid di dalam jantung hatinya, dibawa kedalam doanya. Memperhatikan secara pribadi setiap murid dan mendoakan merekaagar tidak jatuh di dalam oencobaan hidupm merupakan daya spiritual yang semestinya diintegrasikan dalam proses pendidikan.
Guru mengandung didalamnya identitas sekaligus karakter pribadinya. Citra guru bercermin dari teladan hidup Sang Maha guru Sejati, Tuhan sendiri. Guru sejati berani mengorbankan hidupnya demi kebenaran yang diperjuangkan, Dan guru sejati selalu menguatkan dan menggerakkan para pengikut-Nya kepada kebenaran melalui teladan hidupnya yang baik dan benar, seorang guru mesti senantiasa mengikatkan diri pada pokok kebenaran. Identitas diri sebagai guru hanyalah tumbuh subur dan menghasilkan buah-buah kebenaran. Citra, identitas dan karakter diri sebagai guru bukanlah suatu status atau prestasi. Ia adalah sebuah proses kehidupan yang mesti selalu digeluti dan diperjuangkan dengan penuh kesetiaan dan ketekunan Kejujuran Keadilan bermanfaat bagi orang lain, rendah hati, bekerja efisien, visi kedepan, disiplin tinggi, keseimbangan.
Berdasarkan International Society for Technology in Education, karakteristik keterampilan guru abad ke-21 dibagi menjadi lima kategori, yaitu sebagai berikut. Guru menjadi fasilitator dan inspirator, yaitu mampu memfasilitasi serta menginspirasi bagi kreativitas peserta didik. Memanfaatkan era digital untuk merancang dan mengembangkan pengalaman belajar bagi peserta didik. Menjadi sosok/figur yang mampu menerapkan era digital untuk belajar dan bekerja. Menjadi sosok/figur yang bertanggung jawab di tengah masyarakat digital. Ikut serta dalam mengembangkan kepemimpinan profesional.
Oleh karena itu guru harus memiliki Kompetensi dasar dari guru profesional sebagai guru dengan ciri antara lain: