"Sangat jauh dari situ yakni perlu
pemeliharaan dan penyelamatan KDT sebagai warisan (hertage) dunia.
Dengan demikian perlu perencanaan dan pelaksanaan program dan kegiatan Penyelamatan KDT, sehingga terhindar dengan
segera dari degradasi lingkungan yang
sudah sangat memprihatinkan ini," harapnya.
Baca Juga:
Kemen ATR/BPN Budi Situmorang : Ada 1.482 Pelanggaran Tata Ruang di kawasan Danau Toba, di Samosir 11 Kasus
Wimar dalam pesan-pesannya terhadap penyelamatan KDT menyatakan
secara tegas bahwa untuk keberhasilan semua hal yang diungkapkan di atas diharapakan
para pimpinan Gereja dan Jemaatnya harus dengan segera tampil ke depan
untuk memimpin pergerakan penyelamatan lingkungan dalam arti seluas-luasnya
dan ikut serta melakukan konservasi KDT di sekitar kawasan dengan mempedomaniRekomendasi
Unesco Juli 2020, secara khusus tentang konservasi dan mitigasi.
Kemudian Lembaga Pendidikan tinggi
juga diharapkan ikut serta melakukan penelitian dasar dan penelitian terapan
untuk mencari akar masalah kerusakan lingkungan dan dapat menawarkan bagaimana
penanggulangannya untuk dapat dijadikan sebagai bahan dalam rangka pengambilan
keputusan oleh Pemerintah.
Baca Juga:
Gairahkan Perekonomian Petani dan Pedagang, TPL Gandeng UMKM Suburkan Hutan Industri di Kawasan Danau Toba
"The
last but not least, kunci utamanya penyelamatan KDT terletak pada Pemberdayaan
Masyarakat Lokal Dengan Kearifan Lokal secara baik dan benar serta berkesinambungan. Ayo kita lakukan apa yang
menjadi bagian kita masing masing, jangan biarkan Danau Toba semakin hancur," kata
Wilmar Simandjorang mengakhiri. (tum)