Menurut Undang Undang No. 24 Tahun 2007, kata Adiman P Harefa, bencana dibagi dalam 3 jenis, yakni pertama Bencana Alam (gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan dan tanah longsor), kedua yaitu Bencana Non Alam (antara lain gagal teknologi, gagal modernisasi, epidemi dan wabah penyakit), dan ketiga yaitu Bencana Sosial dimana peristiwa ini di akibatkan oleh manusia (konflik sosial antar kelompok atau antar komunitas masyarakat dan teror).
“Penanggulangan bencana saat ini lebih bersifat responsif, dititikberatkan pada pencegahan, oleh karena itu upaya pencegahan mitigasi perlu terus ditingkatkan,” terangnya.
Baca Juga:
Perang Melawan Narkoba: Polda Sumut Ungkap 32 Kasus dan Sita 201 Kg Sabu, 272 Kg Ganja serta 40.000 butir Ekstasi
Lanjut dia, berdasarkan hasil kajian resiko bencana BPBD Kota Gunungsitoli telah menetapkan jenis bencana antara lain banjir bandang, cuaca ekstrem (angin topan), gelombang ekstrem, gempa bumi, kebakaran hutan, kekeringan, longsor dan tsunami.
“Lapas Gunungsitoli termasuk titik rawan terjadinya bencana seperti gempa bumi dan kebakaran, karena itulah tepat sekali kalau kita selenggarakan kegiatan ini untuk melakukan pencegahan dan meminimalisir resiko bencana termasuk simulasi yang telah dilaksanakan,” sebut Adiman P Harefa.
Dalam kegiatan tersebut, melibatkan 158 Warga Binaan dan 59 ASN Lapas Kelas IIB Gunungsitoli khususnya Bidang Pengamanan. Adapun kegiatan ini dipandu oleh Herdin Telaumbanua, diawali dengan menyanyikan Indonesia Raya, laporan ketua Panitia Fajariman Lase, selaku Kepala Keamanan, unsur pimpinan, Pejabat Struktural, Pejabat Fungsional dan seluruh Regu Pengamanan Lapas Kelas IIB Gunungsitoli,
Baca Juga:
Lengkap Penderitaan ! Jalan Rusak Sampah Menumpuk Tepat dibelakang Telkom Kota Perdagangan
Dari pantauan, selain kegiatan penyuluhan, tim BPBD juga melaksanakan penyemprotan desinfektan dikamar hunian dan ruangan layanan serta membagikan masker kepada Warga Binaan, Kegiatan berlangsung dengan tetap mematuhi protokol kesehatan. Diakhir kegiatan ditutup dengan pembacaan doa oleh Fatiasa Halawa. [rum]