Oleh karena itu riset-riset terkait stunting menjadi salah
satu bagian penting dari Prioritas Riset Nasional (PRN), salah satunya adalah
riset penggunaan pupuk hayati yang ternyata memang berperan besar untuk
menghasilkan sumber makanan bergizi sebagai solusi masalah stunting.
Baca Juga:
Telkom Ajak Generasi Muda Berinovasi Melalui Digitalisasi
"Masalah stunting adalah masalah krusial di Indonesia. Kita
tidak ingin stunting menjadi bencana baru di tengah pandemi COVID-19 ini.
Penggunaan pupuk hayati agar dapat menghasilkan tanaman yang subur dan asupan
yang bergizi tentunya penting sekali," kata Bambang dalam acara kunjungan kerja
ke PT Bio Konversi Indonesia (PT BKI) yang disiarkan secara virtual, Rabu (3/3/2021).
"Kami sangat mengapresiasi PT BKI yang dapat membantu
hilirisasi hasil riset sekaligus membantu mengurangi sampah di Indonesia,"
tambah Menristek,
Baca Juga:
Mahasiswa Diminta Ciptakan Inovasi dan Lapangan Kerja dalam Sektor Pertanian Modern
PT BKI sendiri merupakan produsen pupuk hayati/organik cair biokonversi
dan bionature di Bantar Gebang, Bekasi, Jawa Barat. Mereka mengelola 150
ton sampah setiap 150 ton sampah setiap harinya dan menyerap 150 tenaga kerja
lokal. Produk pupuknya telah diaplikasikan ke berbagai jenis tanaman, baik
tanaman pangan, hortikultura, maupun tanaman perkebunan di lebih dari 23
provinsi di Indonesia.