Tapi, siapapun tidak bisa mengingkari bahwa tanah leluhur
adalah asal-usul bahagian tak terpisahkan dari sejarah perjalanan kehidupan
yang tak bisa dihilangkan dan ditanggalkan.
Baca Juga:
Tano Batak, Generasi Yang Sudah “Marragam-ragam”
Sebab, apabila seseorang tidak mengetahui tanah leluhur atau
asal-usul akan disebut "na lilu atau na dalleon".
Pepatah klasik mengatakan, "setinggi-tinggi bambu
menjulang tinggi, akhirnya menunjuk ke pangkalnya" atau dalam ungkapan
Batak disebut "satimbo-timbo ni bulu, ditudu do bonana".
Baca Juga:
Jokowi Kembalikan Kedaulatan Indonesia
Artinya, sejauh manapun tanah leluhur atau asal-usul
ditinggalkan, pasti selalu dirindukan.