Maka, segala upaya untuk menyelamatkan dan merestorasi danau ini harus mendapat dukungan dari semua elemen bangsa.
“Jika kerusakan dibiarkan, maka yang terancam bukan cuma sektor wisata, tetapi juga ketahanan pangan, mata pencaharian nelayan, dan ekosistem yang sudah rentan akibat perubahan iklim. Inilah saatnya kita semua menyatu dalam satu barisan: selamatkan Danau Toba,” tegasnya.
Baca Juga:
8 Kecamatan di Dairi Layani Seluruh Proses Dokumen Hingga Pencetakan KTP Gratis!
Tohom yang juga Ketua Aglomerasi Watch ini menekankan bahwa program pemulihan lingkungan di Danau Toba harus bersinambung dengan pengawasan ketat terhadap kebijakan pembangunan otorita kawasan tersebut.
Ia mengingatkan agar tidak terjadi tumpang tindih antara ambisi pembangunan dan tanggung jawab ekologis.
“Pembersihan fisik hanya satu tahap. Tantangan sesungguhnya ada pada tata kelola lanjutan. Otorita Danau Toba idealnya benar-benar memperhatikan keberlanjutan, dan bukan ruang akumulasi kepentingan jangka pendek,” katanya.
Baca Juga:
Tradisi ‘Tepung Tawar‘ Calon Jamaah Haji, Ini Pesan Bupati Simalungun
Tohom juga mendesak agar seluruh kementerian teknis seperti Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian PUPR, serta Badan Otorita Pariwisata Danau Toba terlibat aktif dan konsisten menjalankan rencana induk restorasi dan konservasi.
“Presiden Prabowo dan Wapres Gibran tentu memiliki visi Indonesia Emas yang kuat. Tapi visi itu harus diisi dengan aksi nyata di lapangan. Apa yang dilakukan Pangdam I/BB dan para bupati ini adalah contoh awal yang membanggakan,” tutupnya.
Sebelumnya, Pangdam I/BB Mayjen TNI Rio Firdianto memimpin langsung program TNI Manunggal Memelihara Danau Toba Bersinar (Bersih, Nauli, Ringgas) yang digelar pada 24 April lalu.